
Rabu, 28 Januari 2015
Kebudayaan Menarik minum teh di Jepang
Negara jepang adalah sebuah negara yang terletak di benua Asia. Negara ini terkenal dengan hal-hal yang unik dan kreatif baik teknologi atau kebudayaannya. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang kebudayaan Negara Jepang yang sangat unik, yaitu kebudayaan minum teh di Jepang.
Upacara minum teh Jepang atau chanoyu adalah ritual tradisional Jepang dalam menyajikan teh bagi para tamu. Pada zaman dulu disebut chat atau cha no yu. Sementara upacara minum teh yang diadakan di luar ruangan disebut nodate. Teh disiapkan secara khusus oleh orang yang mendalami seni upacara minum teh dan dinikmati sekelompok tamu di ruangan khusus untuk minum teh yang disebutchashitsu. Karena chanoyu sendiri dianggap sebagai bagian dari meditasi untuk mendapatkan keseimbangan jiwa ketenangan diri.
Dalam upacara ini, teh disiapkan oleh seorang ahli khusus dan disajikan untuk sekelompok kecil orang, dengan tata cara tertentu. Istilah chanoyu sendiri bisa juga disebut chadou atau sadou. Untuk bisa menjadi ahli chanoyu, dibutuhkan pengetahuan yang dalam tentang tipe teh, kimono, kaligrafi Jepang, ikebana dan berbagai pengetahuan tradisional lain.
Itulah sebabnya tidak sembarangan orang bisa menjadi ahli atau master chanoyu, bahkan memerlukan pendalaman selama bertahun-tahun dengan penyempurnaan yang berlangsung seumur hidup. Tamu yang diundang secara formal untuk upacara minum teh juga harus mempelajari tata krama, kebiasaan, basa-basi, etika meminum teh dan menikmati makanan kecil yang sudah dihidangkan sebelum minum ochanya. Hal ini tak mengherankan, karena chanoyu telah menjadi salah satu bagian paling penting dari tradisi Jepang.
Tradisi minum teh sendiri sudah dikenal negara Jepang sejak abad ke-9, dibawa oleh biksu Jepang yang bernama Eichu yang saat itu baru kembali dari China. dan chanoyu tersebut berasal dari China, dan diserap oleh jepang. Di negri asalnya, China, tradisi minum teh konon telah ada sejak sebelum peradaban Masehi dimulai. Sama seperti di China, kebiasaan minum teh di Jepang awalnya adalah untuk tujuan medis, namun kemudian berkembang menjadi kegemaran dan bahkan lalu menjadi tradisi yang unik.
Pada abad 16 tradisi minum teh telah menyebar ke seluruh golongan masyaraakat di Jepang. Figure yang paling dikenal dalam dunia chanoyu saat itu adalah Sen no Rikyu, yang mengajarkan konsep ichi-go-ichi-e, bahwa setiap pertemuan chanoyu harus dianggap berharga, karena hal itu tak dapat diulangi lagi. Prinsip yang dianutnya adalah harmoni, penghormatan, kemurnian, dan ketenangan tetap menjadi prinsip dasar chanoyu hingga saat ini.
Jika menuruti tradisi negara Jepang, chanoyu biasanya diadakan pada sebuah ruang tertentu yang disebut chasitsu artinya “ruang teh”. Terdapat 2 jenis chasitsu, yaitu sebuah bangunan tersendiri yang terdiri dari beberapa ruang di Inggris juga memiliki tradisi minum teh, dikenal sebagai tea houses/rumah teh atau ruangan yang berada dalam suatu bangunan namun dikhususkan untuk upacara minum teh [dikenal di Inggris sebagai tea rooms/ruang teh.
Chasitsu biasanya berupa bagunan sederhana yang kecil, terbuat dari kayu. Letaknya di area yang terpisah pada bagian yang tenang. Namun pada masa kini biasanya terdapat di kebuan atau taman. Sedangkan ruangan teh biasanya berupa ruangan kecil di dalam rumah, kuil, biara, sekolah atau bangunan lain. Di rumah Jepang, ruangan dengan lantai tatami bisa digunakan sebagai ruangan teh, sekaligus untuk fungsi yang lain juga.
Rangkaian pembuatan teh oleh tuan rumah tersebut dilakukan dengan gerakan yang penuh hikmat dan sarat dengan makna. Demikian pula tamu yang menikmati sajian teh. Teh yang sudah siap, dituangkan ke dalam sebuah mangkuk. Sebelum menyerahkan kepada tamu, tuan rumah memutar terlebih dahulu mangkuk tersebut sebanyak 2 kali. Maksudnya, agar gambar pada mangkok tersebut menghadap tamu pada saat diberikan.
Demikian pula sebaliknya, tamu memutar mangkuk tersebut sebanyak dua putaran juga agar gambar pada mangkuk menghadap tuan rumah pada saat dikembalikan. Ketika akan minum pun, tamu memutar mangkuknya agar gambar pada mangkuk tidak tersentuh oleh mulutnya. Sebenarnya semua ini merupakan simbol nyata sikap saling menghormati antara tamu dan tuan rumah dan agar wanita yang memakai lipstik tidak berbekas di gambarnya dan agar tidak merusak gambarnya.
Selama upacara minum teh berlangsung anda akan terkesan dengan filosofi masyarakat Jepang yang sangat menghormati tamu ini. Oleh karena itu bila diundang sebagai tamu secara formal dalam upacara minum teh, anda juga harus mempelajari tatakrama, kebiasaan, basa-basi, etiket minum teh dan menikmati makanan kecil yang dihidangkan seperti mochi green tea yang rasanya sangat manis, gunanya untuk menetralkan rasa pahit pada ochanya. maka dari itu sebelum meminum ocha/teh jepang harus memakan mochi yang sudah disediakan terlebih dahulu.
Dalam tradisi upacara ini, teh disajikan dalam guci atau poci yang terbuat dari tanah liat. Khusus untuk bagian dalam wadah ini tidak boleh dicuci, apalagi disentuh dengan sabun. Aroma sabun akan mempengaruhi aroma teh. Selain itu endapan teh di dalam wadah, akan menambah harum teh yang baru dicelupkan. Dan kenikmatan akan bertambah lagi apabila diminum dengan menggunakan cawan atau mangkuk atau cangkir yang terbuat dari keramik.
https://berkonten.wordpress.com/2014/10/27/kebudayaan-menarik-minum-teh-di-jepang/

Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar